Menurut kamus besar bahasa Indonesia integritas adalah
mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki
potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Seseorang yang memiliki
integritas yang tinggi dia akan konsisten terhadap prinsipnya walaupun dalan
keadaan yang sulit sekalipun, dia akan memiliki tujuan dan tekad yang kuat dan dia akan berusaha semaksimal mungkin
untuk meraih apa yang dia inginkan. Dengan tujuan yang jelas dia akan lebih
termotivasi dan akan selalu memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik
mungkin.
Proses berbanding lurus dengan hasil atau nilai yang
diperoleh, dan hasil juga akan berbanding lurus dengan kepuasan yang diperoleh.
Tapi, pada kenyataanya masih banyak orang yang lebih mengutamakan hasil tanpa
memperdulikan prosesnya, bahkan masih banyak orang yang menghalalkan segala
macam cara untuk mendapatkan hasil yang terbaik dengan proses yang tidak
semestinya salah satunya seperti mencontek. Mencontek seperti sudah menjadi
budaya sekarang ini, banyak dari kita mencontek untuk mendapatkan hasil yang
baik dan kenyamanan secara singkat. Sebenarnya kecurangan seperti mencontek ini
akan membawa kita pada keadaan yang terus-menerus tanpa disertai usaha. Pada
dasarnya semua manusia berprinsip kenikmatan dan menghindari kesakitan. Tetapi pada
kenikmatan tersebut kita sering kali lupa dengan prosesnya, padahal kenikmatan
tersebut akan berdampak buruk jika tidak disertai dengan proses yang baik. Yang
seharusnya kita ingat adalah proses lebih penting dibanding hasil nantinya.
Karena sesungguhnya proses yang dilakukan dengan baik akan memperoleh hasil
yang lebih baik dibandingkan dengan hasil yang baik tanpa diiringi proses yang
baik.
Seseorang akan lebih menghargai hasil yang baik dan puas terhadap hasilnya
jika diiringi dengan proses yang baik bukan dengan proses yang instan.
Seseorang yang mendapatkan hasil yang baik dengan proses yang instan seperti
mencontek maka ia tidak akan puas dengan hasil tersebut. Budaya mencontek
adalah hal yang menyesatkan dan akan menjadi habit yang membuat masalah
nantinya.
Berikut beberapa yang harus diperhatikan untuk
meningkatkan kualitas diri:
10. Wawancara
Kita akan berhasil pada tahap ini jika pada kesehariannya kita memiliki sikap dan karakter
yang baik.
9. Magang
Magang adalah suatu cara untuk memperbanyak pengalaman
kerja.
8. Prestasi
Prestasi yang perusahaan cari yaitu prestasi akademik
dan prestasi organisasi. Kebanyakan perusahaan mencari karyawan yang mempunyai
prestasi akademik dan organisasi yang baik.
7. Seminar/Pelatihan
Dalam seminar ini kita akan memperoleh banyak
informasi serta pelatihan-pelatihan kerja. Seminar juga membuat kita akan
bertemu dengan orang-orang baru yang belum pernah kita temui sebelumnya. Dengan
mengikuti seminar-seminar itu akan menambah wawasan, membuka link, sertifikat,
menambah pengalaman, dan menambah nilai jual. Perusahaan yang
baik biasanya lebih memilih merekrut karyawan yang ditemui melalui
seminar-seminar daripada yang melalui pelamaran, karena selain hasilnya
lebih menjanjikan, uang yang dikeluarkan pun tidak banyak.
6. Legalitas Diri
Legalitas ini adalah kepercayaan orang atau pengakuan
orang terhadap kita. Legalitas ini sangat diperlukan untuk meningkatkan
kualiatas diri.
5. Potensi Diri
Potensi diri merupakan
kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang
dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara
maksimal.
Sedangkan sisanya lebih kepada internal seseorang,
yang berkaitan dengan motif dan motivasi dalam hidupnya.
Hidup
ini bagaikan efek domino, artinya apa yang kita lakukan akan berdampak pada
orang lain. Seperti halnya demokrasi, dimana biasanya pada pemilu suara
terbanyak pasti akan terpilih, padahal yang terpilih itu belum tentu yang
terbaik. Demokrasi tidak sama dengan pancasila. Jika azas pancasila dijalankan
dengan baik maka demokrasi sudah tidak dibutuhkan lagi. Azas pancasila ini
berlaku didalam dunia industri. Yakni, sila pertama adalah Tuhan yang
menciptakan manusia sebagai pengendali dunia industri. Sila kedua menjelaskan
manusia sebagai input yang harus selalu bersikap adil. Sila ketiga yaitu proses
yang baik pasti diiringi kerja sama yang baik. Sila keempat yaitu kepemimpinan
yang khidmat dan bijaksana seperti dengan cara negosiasi. Sila kelima yaitu
output yang baik untuk mencapai keadilan tersebut.