Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi dan mendorong orang lain untuk mengikuti kehendak. Menurut Gilbert W. Fairholm mendefinisikan
kekuasaan sebagai “... kemampuan individu untuk mencapai
tujuannya saat berhubungan dengan orang lain, bahkan ketika dihadapkan pada
penolakan mereka.”
Fairholm lalu merinci sejumlah gagasan penting dalam penggunaan kekuasaan
secara sistematik dengan menakankan bahwa kapasitas personal-lah yang membuat
pengguna kekuasaan bisa melakukan persaingan dengan orang lain. Kekuasaan dapat terjadi karena
adanya ketergantungan.
Sumber Kekuasaan Formal :
1.
Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Merupakan
kekuasaan yang berbasis ketakutan/paksaan, karena seseorang memiliki
kewenanangan untuk menghukum orang lain yang tidak menuruti kehendaknya.
2.
Kekuasaan Hadiah (Reward Power)
Kekuasaan
yang berdasarkan pada kemampuan untuk memberikan hadiah yang berharga atau
bermakna bagi orang lain.
Kuncinya :
·
Harus
bermakna
·
Tepat
waktu
·
Tidak
berlebihan
3.
Kekuasaan Hukum (Legitimasi Power)
Kekuasaan
yang diterima karena seorang memiliki posisi pada hirarki formal.
4.
Kekuasaan Informasi ( Information Power)
Kekuasaan
ini bisa didapatkan jika mempuyai akses informasi pada informasi yang orang
lain hargai. Dengan mengontrol informasi atau aksesnya, ia membuat orang lain bergantung
padanya.
5.
Kekuasaan Kharismatik
Kekuasaan
yang diperoleh seseorang karena memiliki kharisma tertentu.
6.
Kekuasaan Pakar
Kekuasaan
yang diperoleh seseorang karena ia memiliki keahlian tertentu yang tidak
dimiliki oleh orang lain.
7.
Kekuasaan Rujukan
Kekuasaan yang
dimiliki karena mempunyai hubungan dekat dengan orang yang memiliki
otoritas lebih tinggi atau lebih
keandalan.
Alasan orang
bergantung, karena :
1. Nilai penting
2. Tidak tergantikan
3. Kelangkaan
Politik adalah cara atau proses yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu yang sebelumnya sudah dirancang. Pada suatu organisasi, taktik berpolitik
yang digunakan untuk mempengaruhi orang lain suatu
karakter yang biasanya terjadi, yaitu :
1. Mengalahkan orang lain
2. Lepas tangan
3. Bermanis-manis
4. Meninggalkan tanggung jawab
5. Menutup diri
6. Menciptakan konflik
7. Membentuk Koalisi
Setelah berhasil dengan taktik, ada yang dinamakan
dengan manajemen kesan. Manajemen kesan yaitu keinginan seseorang
untuk dapat mengontrol kesan orang lain terhadap diri seseorang. Tidak semua
orang yang peduli terhadap manajemen kesan. Orang yang seperti itu cenderung
menampilkan apa adanya dirinya di hadapan orang lain. namun, bagi orang yang
sangat memperhatikan manajemen kesan, maka ia akan sebisa mungkin untuk
menampilkan apa yang terbaik dari dirinya. Kesan ini dapat dilakukan melalui beberapa tindakan, yaitu :
1.
Kecocokan
2.
Dalih
3.
Permintaan maaf
4.
Promosi diri
5.
Bujukan
6.
Kemurahan
7.
Asosiasi
Politik tidak sama dengan kekuasaan dan pengaruh (influence).
Ketiganya adalah konsep berbeda dan berdiri sendiri. Power atau kekuasaan
mengekspresikan kapasitas individu untuk secara sengaja menimbulkan dampak pada
orang lain. Pengaruh (influence) adalah kemampuan membuat orang menuruti
kehendak pemberi pengaruh. Politik mendasarkan diri pada kekuasaan (kekuasaan),
dan kekuasaan ini tidak terdistribusi secara merata di dalam organisasi.
Sebab itu, siapa pun yang menggenggam kekuasaan di dalam organisasi akan menggunakannya guna mempengaruhi (to influence) orang lain. Dengan kata lain, kekuasaan adalah sumber daya sosial yang ditujukan demi melancarkan pengaruh, yaitu proses sosial, dan keduanya merupakan sokoguru politik.
Politik dapat didefinisikan sebagai kegiatan dimana
individu atau kelompok terlibat sedemikian rupa guna memperoleh dan menggunakan
kekuasaan untuk mencapai kepentingannya sendiri. Kendati politik punya kans
merusak, politik sesungguhnya tidaklah buruk. Faktanya, kendatipun para manajer
dan pekerja kerap menolak bahwa politik mempengaruhi kegiatan organisasi,
sebuah riset mengindikasikan bahwa politik kantor muncul dan ia punya dampak
terukur dalam perilaku organisasi.
Definisi lain politik diajukan oleh Richard L. Daft,
yang menurutnya adalah “... penggunaan kekuasaan guna mempengaruhi
keputusan dalam rangka memperoleh hasil yang diharapkan." Penggunaan
kekuasaan dan pengaruh membawa pada 2 cara mendefinisikan politik. Pertama,
selaku perilaku melayani diri sendiri. Kedua, sebagai proses pembuatan
keputusan organisasi yang sifatnya alamiah.
Dalam definisi pertama, politik melibatkan kecurangan
dan ketidakjujuran yang ditujukan demi kepentingan diri sendiri dan memicu
konflik dan ketidakharmonisan di dalam lingkungan kerja. Pandangan suram atas
politik ini umum dianut masyarakat awam. Suatu riset yang pernah diadakan dalam
masalah ini menyuguhkan fakta bahwa pekerja yang menganggap kegiatan politik
dalam jenis ini di perusahaan kerap dihubungkan dengan perasaan gelisah dan
ketidakpuasan kerja.
Riset juga mendukung keyakinan tidak proporsionalnya penggunaan politik berhubungan dengan rendahnya moral pekerja, kinerja organisasi yang rendah, dan pembuatan keputusan yang buruk. Politik dalam cara pandang ini menjelaskan kenapa manajer tidak menyetujui perilaku politik.
Riset juga mendukung keyakinan tidak proporsionalnya penggunaan politik berhubungan dengan rendahnya moral pekerja, kinerja organisasi yang rendah, dan pembuatan keputusan yang buruk. Politik dalam cara pandang ini menjelaskan kenapa manajer tidak menyetujui perilaku politik.
Dalam definisi kedua, politik dilihat sebagai proses organisasi yang alamiah demi menyelesaikan perbedaan di antara kelompok kepentingan di dalam organisasi. Politik adalah proses tawar-menawar dan negosiasi yang digunakan untuk mengatasi konflik dan perbedaan pendapat. Dalam cara pandang ini, politik sama dengan pembangunan koalisi dalam proses-proses pembuatan keputusan. Politik bersifat netral dan tidak perlu membahayakan organisasi.
Politik adalah penggunaan power (kekuasaan) agar sesuatu tercapai. Ketidakmenentuan dan konflik adalah alamiah dan tidak terelakkan. Politik adalah mekanisme guna mencapai persetujuan. Politik melibatkan diskusi-diskusi informal yang memungkinkan orang mencapai kesepakatan dan membuat keputusan yang mungkin bisa menyelesaikan masalah ataupun tidak.