Monday, 29 April 2013

Biografi Chairul Tanjung



Chairul Tanjung pria kelahiran Jakarta, 16 Juni 1962 Pengusaha sukses asal Indonesia ini dikenal luas sebagai pendiri sekaligus pemimpin, CT Corp (sebelum  1 Desember 2011 bernama Para Group). Chairul lahir di Jakarta dalam keluarga yang sederhana. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama di sebuah surat kabar kecil. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika tiba di zaman Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena tulisannya dianggap berbahaya dan berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit. Setelah lulus dari SMA Boedi Oetomo pada tahun 1981, Chairul melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia (fakultas kedokteran gigi).  Ketika kuliah dia dikenal sebagai murid yang sangat baik hal ini terbukti saat ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional periode 1984-1985.
Naluri pengusaha mulai muncul dalam dirinya saat ia menjadi Mahasiswa. Untuk membiayai kuliahnya yang cukup besar dia berjualan buku kuliah stensilan dan kaos, selain itu Ia juga pernah membuka usaha foto copy dikampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di daerah Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi usahanya ini tidak berhasil.
Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia, Chairul bersama tiga rekannya  mendirikan PT. Pariarti Shindutama  pada tahun 1987. Dengan modal awal Rp 150 juta dari Bank Exim,  (PT. Pariarti Shindutama adalah perusahaan yang kegiatannya memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor). Karena Kerja keras yang luar biasa perusahaan tersebut mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena ada masalah internal dalam perusahaan (perbedaan visi tentang ekspansi usaha), Chairulpun memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.
Beliau sangatlah piawai dalam membangun jaringan dan berorganisasi hal inilah yang membuat bisnisnya semakin berkembang. Setelah keluar dari PT Pariarti Shindutama Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: yaitu keuangan, properti, dan multimedia. Kemudian ia pun mendirikan sebuah kelompok perusahaan dengan nama Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai fatherholding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo(media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).
Prestasi Para Group antara lain : di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, Pada awal 2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp., membeli sebagian besar saham Carefour, yakni sejumlah 40 persen. Mengenai proses pembelian Carrefour, MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ditandatangani pada tanggal12 Maret 2010 di Perancis.

Majalah ekonomi ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia edisi tahun 2010. menurut majalah tersebut, Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937  orang terkaya di dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Tahun 2011, menurut Forbes Chairul Tanjung menduduki peringkat 11 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$ 2,1 miliar, dan menurut data terbaru dari Forbes pada tahun 2012 chairul menempati posisi ke 8 orang terkaya di Indonesia dan peringkat ke 634 di dunia dengan kekayaan 2 milyar US$ atau senilai dengan 19,3 triliun rupiah.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam 

Riwayat Pendidikan
Berikut selengkapnya latar belakang pendidikan seorang Chairul Tanjung.
§ SD Van Lith, Jakarta (1975)
§ SMP Van Lith, Jakarta (1978)
§ SMA Negeri I Boedi oetomo, Jakarta (1981)
§ Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
§ Executive IPPM (MBA; 1993)

Pemikiran
Chairul menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan jaringan (network) adalah penting. Memiliki rekanan (partner) dengan baik diperlukan. Membangun relasi pun bukan hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada yang belum terkenal sekalipun. Bagi Chairul, pertemanan yang baik akan membantu proses berkembang bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis pada kondisi tidak bagus (baca: sepi pelanggan) maka jejaring bisa diandalkan. Bagi Chairul, bahkan berteman dengan petugas pengantar surat pun adalah penting.
Dalam hal investasi, Chairul memiliki idealisme bahwa perusahaan lokal pun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Ia tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri. Baginya, ini bukan upaya menjual negara. Akan tetapi, ini merupakan upaya perusahaan nasional Indonesia bisa berdiri sendiri, dan jadi tuan rumah di negeri sendiri.
Menurut Chairul, modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Baginya, kemauan dan kerja keras harus dimiliki seseorang yang ingin sukses berbisnis. Namun mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Baginya, membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Di sinilah pentingnya berjejaring (networking) dalam menjalankan bisnis.
Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda bisnis sudah seharusnya sabar, dan mau menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya, membangun sebuah bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika (instant), karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri hati pasar. Membangun integritas adalah penting bagi Chairul. Adalah manusiawi ketika berusaha,seseorang ingin segera mendapatkan hasilnya. Tidak semua hasil bisa diterima secara langsung.

Self Leadership


Setiap orang punya potensi menjadi pemimpin. Asalkan ada kemauan dan mau belajar, jiwa kepemimpinan dapat diperoleh melalui serangkaian pengalaman. Bagaimana bila harus memimpin diri sendiri? Kenyataannya memimpin diri sendiri (self leadership) tidaklah mudah. Memahami karakter orang lain mungkin tidak jadi masalah, namun jika harus memahami diri sendiri terkadang seseorang mengalami cukup kesulitan. Jika sudah demikian, kuncinya tentu adalah kejujuran terhadap kekurangan dan kekuatan yang ada dalam diri kita masing-masing. Self leadership adalah proses mempengaruhi diri sendiri untuk menetapkan tujuan dan memotivasi diri yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Selfleadership seseorang akan mempengaruhi sikap mentalnya dalam melakukan pekerjaan dan penanaman nilai-nilai diri. Self leadership merupakan dasar dari segala bentuk kepemimpinan. Kepemimpinan diri berarti juga self discipline yang berarti menegakkan disiplin atas diri sendiri.

Untuk memimpin diri sendiri, seseorang harus memiliki 3 keterampilan yaitu:
1. Melawan asumsi pembatas.
Asumsi pembatas adalah keyakinan yang dimiliki seseorang yang didasari pengalaman masa lalu yang membatasi pengalaman masa kini dan akan datang. Contoh, waktu kecil A pernah jatuh dari sepeda. Lukanya cukup parah hingga membuatnya trauma. Inilah titik di mana A tidak mau naik sepeda lagi. Ia merasa tidak memiliki kemampuan mengendarai sepeda karena pernah jatuh dan terluka. Di pekerjaan juga demikian. Seseorang yang pernah gagal menjalankan suatu tugas menganggap itu sebagai bentuk ketidakmampuannya sehingga ia beranggapan akan gagal lagi bila harus kembali menjalankan tugas yang sama.
Bagaimana cara melawan asumsi pembatas tersebut? Pada pinisipnya, keterbatasan bukan masalah. Yang menjadi masalah adalah kita berpikir hal-hal itu adalah satu-satunya sumber kekuatan yang tersedia bagi kita. Lalu bagaimana hubungannya dengan karakter?
Setiap orang punya karakternya sendiri-sendiri yang bisa disebut sebagai sebuah kelemahan. Misalnya pribadi yang tertutup (introvert), pemarah (hightemper), pelupa, dan sebagainya. Apabila tidak berusaha keluar dari kelemahan tersebut, itu akan selalu menjadi asumsi pembatas yang menghalanginya menjadi pribadi lebih baik. Tapi bila ia berusaha ‘keluar’ dari kekurangan tersebut semaksimal mungkin, itu tidak lagi menjadi asumsi pembatas.
2. Mensyukuri kekuatan diri
Ada 5 kekuatan diri yang sebetulnya dapat dimanfaatkan setiap orang untuk mencapai tujuannya. Kelima kekuatan tersebut adalah:
a.       Kekuatan Posisi
Kekuatan yang dimiliki seseorang karena posisinya dalam suatu kelompok. Misalnya seorang atasan yang memiliki kekuasaan untuk meminta stafnya mengerjakan sebuah laporan.
b.      Kekuatan Pengetahuan
Kekuatan yang dimiliki seseorang karena ilmu atau pengalaman yang dimilikinya. Misalnya seorang dosen dapat memberikan nilai baik atau buruk atas tugas mahasiswanya karena ia memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dibanding mahasiswanya.
c.       Kekuatan Hubungan
Kekuatan yang dimiliki seseorang karena memiliki hubungan ataunetworking dengan pihak lain yang dapat mendukungnya. Misalnya seorang Public Relations yang memiliki hubungan baik dengan wartawan sebuah media. Ketika perusahaan tempat PR tersebut digoncang isu negatif yang dapat diketahui publik, atas hubungan baiknya dengan wartawan ia dapat meredam berita tersebut sehingga tidak sempat dimuat di media. Contoh lain adalah seseorang yang direkrut sebuah perusahaan karena hubungan keluarga yang dimilikinya dengan pemilik perusahaan.
d.      Kekuatan Tugas
Kekuatan yang dimiliki karena tugas-tugas yang diberikan kepadanya, baik terlegitimasi ataupun tidak. Misalnya seorang polisi dapat memberikan surat tilang kepada pengemudi yang melanggar aturan lalu lintas, atau seorang sekretaris yang dapat mengatur jadwal atasannya setiap hari.
e.       Kekuatan Kepribadian
Kekuatan yang dimiliki seseorang karena sifat-sifat (kepribadian) yang melekat padanya. Misalnya seorang salesman yang memiliki kepribadian terbuka (ekstrovert) dan pandai berbicara tentu akan lebih mudah mempengaruhi calon konsumennya dibanding salesman yang memiliki pribadi pendiam dan tertutup.
3. Bekerja sama untuk mencapai sukses
Kerja sama adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki setiap orang agar mampu bertahan dalam suatu lingkungan atau kelompok sosial. Pada lingkungan pekerjaan, kerja sama merupakan hal yang mutlak dilakukan agar tujuan dapat tercapai maksimal. Agar kerja sama terjalin dengan efektif, perlu adanya rasa saling memahami antara sesama rekan kerja, terutama antara atasan dan bawahan, sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan bagi kedua belah pihak. Untuk mendapatkan kerja sama yang baik, seseorang harus tahu terlebih dahulu bagaimana kemampuan dan komitmennya terhadap pekerjaan, dan apa yang harus dilakukan pemimpin terhadap hal tersebut.

Jika kita kembali mengingat sejarah umat manusia, maka kita tentu ingat bahwa dengan kecerdasan hakiki yang dimilikinya Adam dinobatkan sebagai pemimpin bagi makhluk-makhluk yang lainnya.Hal ini menegaskan bahwa kecerdasan hakiki itu sangat erat kaitannya dengan tugas dan peran manusia sebagai pemimpin. Masalahnya, tidak semua orang berada dalam posisi atau jabatan sebagai pemimpin. Jadi,bagaimana kita bisa begitu yakin bahwa misi hidup yang kita emban itu adalah untuk menjadi pemimpin? Lagi pula, jika semua orang jadi pemimpin maka siapa yang akan dipimpin?
          Kita sering keliru mengira bahwa kepemimpinan itu selalu berkaitan dengan jabatan atau kedudukan.
Padahal, kepemimpinan yang sesungguhnya erat kaitannya dengan misi kita untuk memimpin diri sendiri atau yang biasa kita sebut sebagai self leadership. Setiap pribadi adalah pemimpin. Setidak-tidaknya menjadi pemimpin bagi diri sendiri, supaya jangan sampai gagal menjalani hidup. Untuk itulah pentingnya kecerdasan hakiki bagi setiap pribadi.
          Seseorang tidak mungkin bisa memimpin orang lain jika dia tidak mampu memimpin dirinya sendiri.
Memang banyak pemimpin hebat bagi orang lain, tetapi hidupnya sendiri berantakan. Jadi, kelihatanya seseorang tidak harus mampu memimpin dirinya sendiri untuk bisa memimpin orang lain. Itu benar jika hanya berbicara soal kepemimpinan yang semu. Namun jika berpijak kepada prinsip kepemimpinan sejati tentu tidak akan berpikir demikian. Apa ciri kepemimpinan semu itu? Misalnya kita masih sering merasa hidup ini hampa. Mengapa hampa? Karena, rasa hampa ditimbulkan oleh perasaan tidak berguna. Setiap manusia dilahirkan dengan sebuah misi untuk menjadikan hidupnya berarti. Sementara itu, kehampaan tidak bisa menghampiri mereka yang mampu memberi arti kepada orang lain atau lingkungan tempat dirinya berada.
          Berpijak pada prinsip ini, maka kita bisa mengetahui ciri kepemimpinan sejati, yaitu ketika merenung sendirian,
kita menemukan jejak yang menunjukan bahwa kita bisa memberi arti bagi orang lain atau dunia yang kita tinggali. Kecerdasan hakiki bisa membantu kita memberi arti secara maksimal.
          Karyawan yang memiliki kecerdasan hakiki tinggi pasti bisa memahami tanggung jawab profesinya, bersedia meleburkan diri dengan tuntutan, dan konsekuensi profesi yang dipilihnya, serta berkomitmen untuk mempersembahkan prestasi terbaiknya.  (Kutipan dari buku "Natural Intelligence Leadership")

Monday, 8 April 2013

Pentingnya Peran Visi dan Misi

Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa di katakan bahwa visi dan misi adalah suatu konsep perencanaan yang disertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan.

Faktor-faktor Penyusunan Visi dan Misi:
       Sejarah
       Preferensi Masa Kini
       Lingkungan Pasar
       Sumber Daya
       Kompentensi yang membedakan

Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi (2000:122), Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan. Jadi dapat disimpulkan bahwa visi adalah cita - cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.

Visi membicarakan hal-hal sebagai berikut:
1.         Wawasan yang menjadi tolak ukur pertumbuhan bisnis Anda.
2.         Sosok Anda atau usaha Anda di masa mendatang.
3.         Bentuk usaha Anda sebesar apa.
4.         Alasan Anda memasuki usaha di bnidang tersebut
5.         Imajinasi mengenai posisi usaha Anda dan kemana bisnis Anda mau di bawa.

Visi yang ideal harus sebagai berikut:
·           Sederhana (simple)
·           Terukur (measurable)
·           Tejangkau (reachable)
·           Beralasan (reasonable)
·           Ambisius
·           Periode waktu (time frame)
·           Bersifat strategis (strategic)
·           Bersifat strategis (strategic)
·           Perspektif kondisi
·           Komunikatif

Tujuan penetapan visi perusahaan,yaitu:
·           Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai perusahaan.
·           Memiliki orientasi pada mas adepan perusahaan.
·           Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaan
·           Menentukan arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas
·           Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi perusahaan

Syarat dan Kriteria Visi Perusahaan:
·         Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan
·         Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan
·         Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman
·         Memiliki nilai yang memang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan
·         Terfokus pada permasalahnan instansi perusahaan agar dapat beroperasi

Misi (mission) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist / what we believe we can do). Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004:8), Di dalam misi produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi oleh perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan tersebut dilakukan. Menurut Drucker (2000:87), pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8). Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi.

Unsur-unsur pokok sebuah misi adalah sebagai berikut:
·         Kiat dan usaha untuk mewujudakan visi
·         Nilai-nilai dasar organisasi yang dinyatakan dalam misi organisasi
·         Segmen pasar dan pelanggan
·         Pernyataan tentang produk atau jasa yang di masuki (dijualnya)
·         Keyakinan yang kuat, asumsi-asumsi dan budaya kerja dengan orientasi mutu
·         Pernyataan strategis jangka panjang dan jangja pendek

Misi akan efektif bila bersifat:
·         Ringkas dan jelas
·         Unik
·         Fleksible
·         Bisa membantu untuk mengambil keputusan
·         Budaya perusahaan
·         Memberikan inspirasi 

Cara Merumuskan Misi Perusahaan:
   Melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan
   Menyelaraskan kegiatan proses utama dengan sumber daya yang ada, untuk memeungkinkan perusahaan melaksanakan kegiatannya lebih baik dan dengan seefesien mungkin
   Menentukan lingkungan yang sangat berguna untuk menentukan apakah misi organisasi perusahaan tidak bertentangan secara internal dan eksternal

Fungsi Misi:
  Memberikan arah usaha
  Memfokuskan langkah-langkah yang akan diambil
  Objektif, target dan program perusahaan dirancang berdasarkan misi yang suadah dibentuk
  Membimbing aksi dalam berbagai tingkat
  Membantu mencegah karyawan agar tidak salah melangkah



Berikut adalah contoh-contoh visi dan misi dari perusahaan go public :

 No.
  Nama Perusahaan
Visi
Misi
 1.
      PT. Sampoerna
     Menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia.


  1.  Memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga  yang  wajar bagi perokok dewasa
  2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja  yang  baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha 
  3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas

2.
       PT. Unilever
   "To become the first choice of consumer, costumer and community”

  • Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen
  • Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
  • Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
  • Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.

3.
     PT. Pertamina
      Menjadi lembaga pembinaan usaha kecil dan koperasi terkemuka yang
dapat mengangkat citra pertamina di mata masyarakat indonesia.

  • Menjadikan usaha kecil dan koperasi mitra binaan pertamina sebagai unit usaha yang produktif, efisien, profitable dan dapat mendukung usaha dan mengangkat citra pertamina.
  • Menjadikan usaha kecil dan kopersai mitra binaan pertamina sebagai unit usaha penghasil produk berkualitas dan inovatif yang mampu bersaing di pasar lokal, regional dan global.
  • Menjadikan usaha kecil dan koperasi mitra binaan pertamina sebagai unit usaha yang mampu memenuhi permintaan dan kepuasan pelanggan secara dinamis dan berkelanjutan.
  • Menjadikan usaha kecil dan koperasi sebagai soko guru perkonomian nasional.
4. 
   PT. Kimia Farma
       Menjadi perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia dan berdaya saing global.

         Untuk mencapai visinya, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk mempunyai misi sebagai berikut :



  1. Menyediakan produk dan jasa layanan kesehatan yang unggul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan mutu kehidupan.
  2. Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham, karyawan dan pihak lain yang berkepentingan, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
  3. Meningkatkan kompetensi dan komitmen sumber daya manusia guna pengembangan perusahaan, serta dapat berperan aktif dalam pengembangan industri kesehatan nasional.

5.
PT. Agri Astra
     “Menjadi Perusahaan Agroindustri Benih Nasional Kelas Dunia”
     Menghasilkan Produk Agroindustri Bermutu Melalui Pemanfaatan
Sumber Daya Perusahaan Secara Efisien Dan Efektif Untuk Memberikan
Manfat Optimal Bagi Stakeholders
6.
PT. Telkom
       To become a leading InfoCom player in the region

      One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation
7.
PT. Coca Cola
     Our vision serves as the framework for our Roadmap and guides every aspect of our business by describing what we need to accomplish in order to continue achieving sustainable, quality growth.

    Our Roadmap starts with our mission, which is enduring. It declares our purpose as a company and serves as the standard against which we weigh our actions and decisions.

  • To refresh the world...
  • To inspire moments of optimism and happiness...
    To create value and make a difference.


            Setelah mengetahui pengertiannya dan beberapa contoh mengenai visi dan misi perusahaan dapat dipastikan bahwa tanpa adanya visi dan misi, sebuah perusahaan tidak akan bisa mencapai tujuan yang diimpikan. Contoh mudahnya, kita misalkan membangun perusahaan sama halnya dengan memulai sebuah perjalanan. Sebelum memulai perjalanan, Anda tentukan terlebih dahulu kota tujuan Anda. Tanpa memiliki tujuan tempat atau kota yang akan dikunjungi, orang tersebut tidak akan pernah beranjak kemanapun. Sama halnya dengan perusahaan yang belum memiliki visi, perusahaan tersebut juga belum bisa bergerak kemanapun karena belum memiliki tujuan usaha. Tak kalah pentingnya dengan visi, misi perusahaan juga berpengaruh terhadap perjalanan perusahaan. Jika perusahaan tidak memiliki misi, keadaannya akan sama dengan orang yang sudah memiliki kota tujuan (misalnya : perjalanan ke kota Jogja ) namun belum memiliki rencana sarana transportasi yang akan digunakan dan kapan waktu keberangkatan. Sehingga perjalanan menuju Jogja hanya sekedar angan–angan, yang belum bisa diwujudkan. Dari contoh tersebut  dapat ditarik kesimpulan bahwa tanpa adanya visi dan misi perusahaan yang saling bersinergi, mustahil rasanya bila sebuah perusahaan dapat berjalan dengan baik.